banner 728x250

Pengendalian Inflasi, Penanggulangan TBC dan Polio Dibahas Mendagri Tito

Plh Sekda Sumsel, Edward Chandra, menghadiri rapat koordinasi pengendalian inflasi di daerah yang dirangkaikan dengan percepatan penanggulangan tuberculosis (TBC) dan polio secara virtual di Sumsel Command Center pada Senin (15/7/2024). Foto: Humas Pemprov Sumsel

Palembang, InteraksiMassa.COM – Plh Sekda Sumsel, Edward Chandra, menghadiri rapat koordinasi pengendalian inflasi di daerah yang dirangkaikan dengan percepatan penanggulangan tuberculosis (TBC) dan polio secara virtual di Sumsel Command Center pada Senin (15/7/2024).

Kegiatan ini diselenggarakan oleh Kementerian Dalam Negeri RI dan dipimpin oleh Mendagri, Tito Karnavian.

Dalam sambutannya, Tito Karnavian menyampaikan bahwa rapat rutin pengendalian inflasi dilaksanakan setiap hari Senin, sekaligus membahas progres penanganan TBC dan polio.

Rapat ini dihadiri oleh kepala daerah, kementerian, dan lembaga terkait dari seluruh Indonesia.

BACA JUGA: Ini Alasan Mendagri Tito Karnavian Ganti Tiga Penjabat Gubernur

“Pertumbuhan ekonomi Indonesia perlu dijaga dengan baik. Ekonomi berbanding lurus dengan situasi politik dan keamanan. Jika keduanya stabil, peluang pertumbuhan ekonomi juga akan baik,” ungkap Tito.

Ia mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan pertama mencapai 5,11 persen, naik dari sebelumnya 5,04 persen.

Pertumbuhan ekonomi ini dinilai baik dibandingkan negara lainnya.

Sementara itu, inflasi Indonesia juga relatif terjaga dan menurun dibandingkan bulan lalu.

BACA JUGA: Isu Lawan Kotak Kosong Terlalu Halu dan Mengada-ada

Saat ini, inflasi Indonesia berada di angka 2,51 persen, yang lebih baik dari banyak negara lainnya.

“Penyebab inflasi dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain jika ada kekurangan pasokan atau distribusi yang macet. Setiap kepala daerah diharapkan berpartisipasi dalam pengendalian inflasi,” ujarnya.

Tito menjelaskan bahwa inflasi berkaitan dengan barang dan jasa, terutama pangan seperti cabai rawit, minyak goreng, bawang, beras, dan lainnya.

Menurutnya, masalah ketersediaan beras di awal tahun sudah mulai terkendali seiring dengan adanya produksi padi yang baik, namun hal ini tetap harus diwaspadai pada musim kemarau.

BACA JUGA: Elen Setiadi Mendarat di Bumi Sriwijaya

“Masalah kecukupan beras dapat diatasi dengan swasembada beras, yaitu meningkatkan produksi dalam negeri. Jika belum bisa terpenuhi, upaya impor dapat dilakukan. Presiden meminta agar produksi beras dalam negeri ditingkatkan hingga mampu diekspor,” jelasnya.

Tito menambahkan bahwa hal ini perlu diikuti dengan berbagai langkah seperti pompanisasi, subsidi pupuk, usaha mempertahankan lahan sawah yang ada, dan mendorong produksi pertanian.

“Kami mengapresiasi para gubernur dan bupati yang telah memahami penyebab inflasi dan berbagai usaha mengendalikan inflasi,” pungkasnya. (*/red)